"Bukanlah seorang mukmin, Jika saudaranya merasa tidak nyaman dengan perkataannya".

Kamis, 20 November 2008

Yang SETIA Menemaniku


Aku terduduk diam memandangi benda-benda di sekelilingku. Aku cermati dan pahami. Benda-benda yang sering aku gunakan, yang senantiasa setia menemani hari-hariku, ikut kemana pun aku pergi. Menurutku, mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untukku.


Aku pandangi alat komunikasiku, handphone Sony Ericsson J220i. HP kedua yang kumiliki dan akhirnya aku benar-benar mencintainya. Sudah 2 tahun lebih Si Abu-abu ini berpindah tangan dari penjualnya ke tanganku. Dia seolah menghapus jarak dan waktu antara aku dengan keluarga, teman-teman, kerabat, atau siapa pun yang aku hendak berhubungan dengannya. Dia seolah asisten pribadi yang mencatat agendaku, jadwal kegiatanku, janji-janjiku dengan orang lain. Dia bahkan tidak sekedar mencatat, tapi juga berbunyi mengingatkanku akan agenda-agendaku. Dia menghiburku ketika aku sedang penat, dengan permainan-permainan yang terinstal di dalam tubuhnya. Pokoknya, ada sesuatu yang hilang jika sehari saja aku lupa membawanya dalam sakuku. Dia benar-benar setia menemani hari-hariku.


Pandanganku beralih ke motorku, Honda Supra-X berwarna merah & kuning keluaran tahun 2001. Meskipun dikatakan tidak muda lagi, namun motor ini masih berada dalam kondisi baik dan selalu siap mengantar ke tempat mana pun yang ingin aku singgahi. Dia mengantarku ke tempat aku menuntut ilmu, dia mengantarku ke tempat aku mencari tambahan uang saku, dia mengantarku ke tempat-tempat majelis ilmu, dia mengantarku tanpa pernah mengeluh. Dengan gagahnya dia mengarungi jalanan panjang berdebu, Dia memang setia menemani hari-hariku.

Kini aku pandangi HP Esia hitam yang belum genap satu tahun menemaniku. Meski demikian, dia telah banyak memberikan manfaatnya bagiku. Sistem pembayarannya yang pasca bayar membuatku tak ragu menggunakannya untuk menelpon orang lain. Dia seolah asisten pribadi kedua setelah ”Si Abu-abu”. Dengan Si Abu-abu, mereka saling bahu-membahu memudahkan urusanku. Dia setia menemani hari-hariku.


Tapi sebentar, aku berpikir sejenak. Mereka tidak benar-benar setia menemaniku. Si Merah kuning Supra sekali waktu pernah sakit dan ngambek. Membuatku harus mengantarnya ke “rumah sakit” langganan dengan berjalan kaki demi mendapat perawatan lebih lanjut. Dia pun pamrih. Tak mau dia menemaniku jika aku tak memberinya minum, jika aku tak memberinya tenaga.


Si Abu-abu pernah tak ada saat aku membutuhkannya. Saat aku butuh komunikasi dengan teman-teman, Dia seolah hendak memutuskan hubunganku dengan teman-temanku jika aku terlambat mengisinya pulsa. Terlebih jika aku lupa mengisi tenaganya, maka benar-benar putuslah sudah semuanya. Jika sudah demikian, maka dia tak ada bedanya dengan hape-hapean milik adikku. Si Hitam Esia pun setali tiga uang. Mereka berdua pamrih, tidak mau menemani jika mereka tak mendapatkan sesuatu.


Lalu adakah yang benar-benar setia menemani, tanpa pernah sakit, tanpa pernah pamrih, tanpa pernah istirahat, tanpa pernah lelah? Ya, jawabannya ada. Dialah Allah Yang Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui segala sesuatu. Yang Maha Pengasih, Yang Maha Menyayangi, Yang Maha Suci, Yang Maha Memberikan Keselamatan, Yang Maha Perkasa. Yang Menciptakan langit dan bumi, Yang Mengatur alam semesta agar bergulir sebagai mana mestinya. Yang tak pernah sakit, Yang tak pernah pamrih, Yang tak pernah istirahat, Yang tak pernah lelah, Yang tak pernah tidur. Ya, Dialah Allah Yang Maha Dekat.


“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS: Al Baqarah ayat 186)"

Selasa, 18 November 2008

Di CARI 'Aisyah Peradaban


Mendengar kata "Aisyah", tentu akan terbayang oleh kita kecantikannya, kecerdasannya dalam ilmu fiqih dan hukum, kemampuannya dalam menghafal hadits Nabi dan masih banyak lagi ... Sungguh, 'Aisyah, Ibunda mukminin, sangat layak kita kagumi dan kita jadikan sosok teladan khususnya kaum wanita, yang tak akan pernah ditelan zaman .... Berikut ini akan kami paparkan beberapa sifat-sifat Ibunda tercinta 'Aisyah ...


1. Hidup ZUHUD dan suka berINFAQ di jalan ALLAH

Dalam aspek ini, Bunda 'Aisyah ra. telah menunjukkan contoh-contoh keteladanan yang sangat menawan. Ia sering diberi hadiah dan uang yang cukup banyak, namun ias selalu menginfaqkannya tanpa sisa. Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwasanya ia diberi hadiah uang oleh seseorang kemudian ia infaqkan. Saat menjelang maghrib (dn hendak berbuka puasa), ia berkata kepada budak wanitanya : "Hidangkan santap buka untuk kita, "Si budak menjawab : "Jikalau Engkau menyisakan sedikit saja untuk kita, tentu kita bisa membeli makanan.", 'Aisyah menukas : "Jika kau tidak mengingatkanku, tentu aku sudah lupa.".
Menurt 'Aisyah ra. karena ada perintah infaq, maka infaq di Jalan Allah pun menjadi wajib dan itulah yang dilakukannya.


2. Ahli IBADAH dan KETAATAN

'Aisyah ra. merupakan wanita yang suka beribadah dan senantiasa dalam ketaatan, karena ia hidup di rumah keNabian dan terbiasa melihat Rasulullah SAW bangun malam untuk menjalankan Qiyamullail. Ia berkata kepada 'Abdullah Qais, dan ini merupakan salah satu wasiatnya : "Jangan tinggalkan Qiyamullail, sebab sungguh Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya. Jika beliau sedang sakit atau malas, beliau mengerjakannya sambil duduk."


3. Aktif berpartisipasi dalam JIHAD

Hal ini menunjukkan bahwa wanita muslimah juga memegang peran signifikan dalam sejumlah aspek jihad. Disebutkan bahwasanya pada waktu Perang Uhud 'Aisyah ra. bersama beberapa istri kaum muslimin bertindak menjadi tenaga medis yang menolong tentara yang sakit, mengobati yang luka-luka dan meminumi pasukan.


Nah ... saudariku, itulah beberapa sifat-sifat Ibunda kita tercinta .... gimana dengan kita ???? .... Siapkah diri kita untuk menjadi seperti Ibunda 'Aisyah ???? dan terakhir ... DiCARI 'AISYAH PERADABAN ....

Minggu, 16 November 2008

OWABONG .... ohhh .... OWABONG

Pagi itu adalah hari Senin, tepatnya tanggal 30 Juni 2008 (kalau ga salah lho .... hehehe) ... me and my patner's in HB school rihlah ke Owabong .... me dapat tempat duduk di Bis 3 .... Subhanallah ... Bis-nya manusia rame-rame ... hehehe .... udah rame, penuh lagi daripada Bis 1 & 2 ... ada Ayahnda & Bunda-ku (Pak Hakim & Bunda Lathifah), ada grup PATI (Miah, Khoir en Nana), Saudara Kembarku en banyak dehhh.... hehehe ...
Selama perjalanan, meski ada yang terbuai dlm mimpi, tapi Bis kita nggak pernah sepi ... ada yang action-action, ada yang foto-foto, ada yang menyerupai seperti penjual sampe meniru gaya "si pengamen" ... hehehe ... pokoknya RAME dehhh ... Sooo, jauhnya perjalanan tidak membuat kami lelah karena kami dapat HIBURAN gratis ...

Tepat jam 12.00 WIB, Bis kami sampai di tempat tujuan. Kesan pertama ketika masuk .... iihhh, kok banyak orang-orang kelihatan auratnya .. (Ya jelaslah ! ini kan kolam renang) ... udah tempatnya penuh lagi .... pokoknya kesan pertama begitu "Tidak Enak" .... tapi ketika aku, Nana dan Herdiah menyelusuri, dari pojok ke pojok. Akhirnya, kami bertiga berniat untuk masuk ke kolam ... (tapi tidak kelihatan auratnya lhooo) .... Kami mencari tempat yang agak sepi .... En, Byyuuurrrr .... kami bertiga langsung masuk ke kolam ... Nieee .... Foto kami bertiga sebelum "Berbasah-basah Ria"